Dalam update terkini yang bisa menjadi headline di newshindibihar.com, kondisi pasar saham India dan perekonomian nasional menunjukkan gambaran optimistis sekaligus penuh tantangan. Di tengah dinamika global, India menegaskan daya tahan ekonominya dan membuka ruang bagi stimulus kebijakan lebih lanjut.
1. Pasar Saham: Stabil di Tengah Volatilitas
Pada perdagangan baru-baru ini, indeks-indeks utama seperti BSE Sensex dan Nifty50 mencatat pergerakan yang relatif datar. Sensex sempat menyentuh di atas 84.600, namun profit-taking membuat reli jadi terbatas.
Investor tampak berhati-hati, terutama ketika faktor global seperti kebijakan suku bunga internasional dan risiko perdagangan masih menghantui.
Salah satu katalis positif datang dari arus modal masuk: pada awal November 2025, data menunjukkan bahwa Foreign Portfolio Investors (FPI) melakukan pembelian saham besar-besaran, sementara investor domestik (DIIs) juga tetap agresif membeli.
2. Kebijakan Moneter: Ruang untuk Penurunan Suku Bunga
Bank Sentral India (RBI) menilai bahwa inflasi telah mereda cukup untuk membuka ruang bagi penurunan suku bunga. Ini sejalan dengan strategi dukungan terhadap pertumbuhan, terutama karena tekanan global masih bisa mengganggu momentum domestik.
Belum lama ini, RBI melakukan pemangkasan suku bunga (repo) sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%, sebuah langkah yang paling signifikan dalam hampir lima tahun. Kebijakan ini dirancang untuk mendorong investasi dan konsumsi, sekaligus menjaga agar ekonomi tetap bergerak meski menghadapi risiko eksternal.
3. Ekonomi Makro: Pertumbuhan Kuat & Proyeksi Positif
Menurut Chief Economic Advisor (CEA), V Anantha Nageswaran, ekonomi India menunjukkan ketahanan yang kuat meski menghadapi badai ekonomi global. Dia memperkirakan pertumbuhan GDP menjelang 7% untuk tahun fiskal 2025-26 (FY26).
Dukungan untuk proyeksi optimistis ini datang dari lembaga internasional. IMF baru-baru ini merevisi naik prediksi pertumbuhan India menjadi 6,6% untuk FY 2025/26. Momentum ini disokong oleh konsumsi domestik yang solid, meskipun tekanan ekspor dari tarif tinggi tetap menjadi tantangan.
4. Risiko & Tantangan
Meski gambaran secara umum positif, tidak sedikit risiko yang mengintai. Nilai rupee yang melemah menimbulkan kekhawatiran inflasi impor, khususnya untuk energi, karena India sangat bergantung pada impor minyak.
Sementara itu, meski inflasi telah turun, tekanan global dan kebijakan tarif tetap bisa menjadi batu sandungan bagi prospek ekonomi jangka menengah. Menurut analis, faktor-faktor seperti tarif ekspor AS dan ketidakpastian dalam perdagangan internasional akan tetap menjadi pengaruh besar terhadap pasar saham dan ekonomi.
Secara ringkas, pasar saham dan ekonomi India saat ini bergerak di persimpangan: di satu sisi, terdapat optimisme yang didorong oleh pertumbuhan domestik yang kokoh, arus modal, dan ruang kebijakan moneter; di sisi lain, risiko eksternal tetap tidak bisa diabaikan. Bagi investor dan pembaca newshindibihar.com, ini adalah periode penting di mana peluang pertumbuhan masih terbuka lebar — asalkan hati‑hati dengan tantangan global yang belum usai.